KURIKULUM SEKOLAH


KURIKULUM SEKOLAH

Dosen Pengampu: Diah Fitrayati, S.Pd.,M.E

Praktisi: Rangga Ramadhoany Alsyaibany, S.Pd., M.Pd



 


Oleh:

1. Rohmatul Insaniyah 22080554013

2. Yudha Arya Pradana 22080554022

3. Khansa Adhena Salsabila 22080554031

4. Citta Angeli Farardilla 22080554032

5. Maurilliza Afianti 22080554040

 

 

 

SMA ANTARTIKA SIDOARJO

 

 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2023






BAB I

KEBIJAKAN KURIKULUM MERDEKA

 

ANALISIS KEBIJAKAN KURKULUM MERDEKA

A. KERANGKA DASAR

Kerangka dasar kurikulum merdeka yang tertinggi adalah Tujuan pendidikan nasional yang sudah terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila dari sini diturunkan Standar kopetensi lulusan kemudian dijabarkan ke dalam standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan.


(gambar 1. www.gurusiana.id)

Dari ketiga standar ini diturunkan menjadi Capaian Pembelajaran, struktur kurikulum, prinsip pembelajaran dan asasmen. Ketiga dokumen dari pemerintah pusat ini digunakan sebagai acuan dalam menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.

 

B. STRUKTUR KURIKULUM

Struktur kurikulum di Kurikulum Merdeka didasari tiga hal, yaitu: berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel, dan karakter Pancasila. Berikut adalah beberapa prinsip pengembangan struktur Kurikulum Merdeka:

1. Struktur Minimum

Struktur kurikulum minimum ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun, satuan pendidikan bisa mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi, misi, dan sumber daya yang tersedia.

2. Otonomi

Kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan guru untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.

3. Sederhana

Perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat seminimal mungkin, namun tetap signifikan. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya dibuat jelas sehingga mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan.

4. Gotong Royong

Pengembangan kurikulum dan perangkat ajar adalah hasil kolaborasi puluhan institusi, di antaranya Kementerian Agama, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya.

SRUKTUR PERJEJANG

Penjelasan Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan Pembelajaran Intrakurikuler

Intrakurikuler

 

 

 

Tujuan

Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud No.50 Tahun 2020, PKL (SMK) atau magang (SMALB) bertujuan menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja yang profesional, meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai kurikulum dan kebutuhan kerja, serta menyiapkan kemandirian peserta didik untuk bekerja dan/atau berwirausaha. Untuk SPK, Capaian Pembelajaran yang dimaksud adalah capaian pembelajaran untuk tiga (3) mata pelajaran wajib (Agama, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila) dengan mengikuti alokasi waktu struktur Kurikulum Merdeka

 

 

 

 

 

Metode

• Menggunakan berbagai metode pengajaran/pendekatan belajar sebagai wujud ‘Merdeka Belajar, Merdeka Bermain’.

• Menggunakan berbagai instrumen asesmen yang bermakna dalam menilai progress dan capaian peserta didik.

• Melibatkan pendidik dalam proses desain asesmen dan moderasi hasil asesmen.

• Dalam konteks PAUD, satuan bebas memilih ragam pendekatan yang sesuai sepanjang mengusung pengalaman yang menyenangkan dan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam program intrakurikuler, tema tidak ditetapkan. Satuan PAUD bebas mengembangan tema yang kontektual sesuai dengan karakteristiknya.

• Untuk PKL/magang, metode meliputi pemetaan kompetensi, penetapan lokasi, jangka waktu, pemetaan penempatan, pembimbing, serta pembekalan. Selain itu, PKL/magang dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja yang melibatkan pendidik sebagai pembimbing dan instruktur pada lokasi PKL.

 

 

Hasil

• Bukti pencapaian capaian pembelajaran berupa portofolio/kumpulan hasil pekerjaan peserta didik dari berbagai instrumen asesmen.

• Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD.

• Untuk PKL, bukti berupa umpan balik yang komprehensif meliputi perkembangan peserta didik dalam ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan dapat berupa lembar sertifikat

(tabel 1. PANDUAN PENGEMBANGAN Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan)

 

Penjelasan Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

 

 

Tujuan

Kegiatan yang dirancang terpisah dari intrakurikuler yang bertujuan untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD). Tujuan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan materi pelajaran intrakurikuler. Pada PAUD, ini bertujuan untuk pengayaan wawasan dan penanaman karakter sejak dini

 

 

 

 

Metode

• Mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil dan kontekstual dalam bentuk projek dengan bobot 20%-30% (SD-SMA/SMK) dari kegiatan pembelajaran.

• Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta didik untuk bekerja mandiri dan fleksibel.

• Dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek.

• Bekerja secara kolaboratif dan terencana.

• Khusus satuan PAUD kegiatan ini dilaksanakan minimal 2x setahun, serta dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional dengan menggunakan empat (4) pilihan tema besar yang sudah ditetapkan.

• Untuk SPK, alokasi waktu untuk Projek penguatan profil pelajar Pancasila mengikuti struktur Kurikulum Merdeka dan diambil dari minimum tiga (3) mata pelajaran wajib.

Hasil

• Bukti dapat berupa hasil produk/projek dan jurnal kerja yang fokus pada proses dan pencapaian tujuan projek.

• Satuan pendidikan menyediakan waktu khusus untuk peserta didik menunjukkan hasil projek melalui pameran/pertunjukan.

• Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD, pada bagian terpisah dengan intrakurikuler.

(tabel 2. PANDUAN PENGEMBANGAN Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan)

 

 

Penjelasan Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan Pembelajaran

Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler

 

Tujuan

Kegiatan di luar jam belajar intrakurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

 

 

Metode

• Terdiri atas ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Kegiatan wajib berbentuk pendidikan kepramukaan dan kegiatan pilihan berupa kegiatan yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan minat peserta didik.

• Mengacu pada prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan.

• Melibatkan pendidik dan narasumber profesional dalam melatih keterampilan tertentu.

• Untuk Satuan PAUD, program ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah

Hasil

• Bukti berupa testimoni atau cerita dari peserta didik.

• Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD, pada bagian terpisah dengan intrakurikuler.

 

(tabel 3. PANDUAN PENGEMBANGAN Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan)

 

C. BEBAN BELAJAR

1. PAUD

Alokasi waktu pembelajaran di PAUD usia 4 - 6 tahun paling sedikit 900 (sembilan ratus) menit per minggu. Alokasi waktu di PAUD usia 3 - 4 tahun paling sedikit 360 (tiga ratus enam puluh) menit per minggu. Di intepretasikan melalui pembelajaran intrakurikuler dalam konteks penguatan profil pelajar Pancasila.

2. Pendidikan Dasar dan Menengah

Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi menjadi pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 20% (duapuluh persen) dari beban belajar per tahun. Alokasi waktu di SD/MI kelas I dengan total 1080 JP per tahun, kelas II sebanyak 1152 JP per tahun, kelas III – V dengan total 1296 JP per tahun dan kelas VI dengan total 1152 per tahun.

Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Untuk kelas I – V paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan, dengan asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit. Sedangkan untuk kelas VI paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 64 (enam puluh empat) JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan, Dengan asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 35 menit.

3. SMP/MTs

Proporsi beban belajar di SMP/MTs terbagi menjadi pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 25% (dua puluh lima persen) dari beban belajar per tahun. Alokasi waktu untuk kelas VII – VIII sebanyak 1404 JP per tahun dengan asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 40 menit. Sedangkan kelas IX total 1248 JP per tahun dengan asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 40 menit. Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan Pendidikan.

4. SMA/SMK

Proporsi beban belajar di SMA/SMK terbagi menjadi pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 30% (tiga puluh persen) dari beban belajar per tahun. Pada kelas X – XI SMA/SMK di asumsikan 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 45 menit, sedangkan kelas XII SMA di asumsikan 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 45 menit. Kelas XII SMK program 3 tahun di asumsikan 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, mata pelajaran lainnya = 18 minggu dan 1 JP = 45 menit dan untuk kelas XII SMK program 4 tahun diasumsikan 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP =45 menit.

Kelas X SMA dibebankan 1584 JP per tahun. Kelas XI SMA dibebankan 1512 – 1692 JP per tahun dan untuk kelas XII SMA siswa dibebankan 1344 – 1504 JP per tahun. Sedangkan untuk SMK kelas X – XI siswa dibebankan sebanyak 1656 JP per tahun. Pada kelas XII SMK dengan program belajar 3 tahun dibebankan 1656 JP per tahun, ditambah praktik kerja lapangan sekurang-kurangnya 6 bulan. Sedangkan pada kelas XII SMK program 4 tahun hanya dibebankan sebanyak 1656 JP per tahun.

 


BAB II

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SMA ANTARTIKA SIDOARJO

A. Perencanaan

 

1. Pemahaman Terkait Dokumen (Regulasi/Panduan) Pengembangan Kurikulum Merdeka

Untuk pemahaman dasar terkait regulasinya, pihak SMA ANTARTIKA SIDOARJO dikatakan masih belum mengimplementasikannya secara 100% dikarenakan Kurikulum Merdeka sendiri baru di launching pada tahun 2022, Sekolah SMA Antartika Sidoarjo baru menerapkan Kurikulum Merdeka pada level kelas 10 saja dan telah dijalankan selama satu tahun, sedangkan untuk kelas 11 dan 12 masih menggunakan kurikulum 13 (kurikulum yang lama). Maka dari itu, pihak sekolah akan terus menggali lebih banyak referensi terkait kurikulum merdeka untuk diimplementasikan secara terstruktur dan sistematis dengan baik kepada siswa-siswinya

2. Pelaksanaan kurikulum di SMA Antartika Sidoarjo

Kurikulum sendiri artinya adalah bagaimana ide, konsep, dan program yang akan dilaksanakan sesuai dengan tatanan kurikulum di sebuah satuan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, kurikulum di SMA Antartika diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan, karakter, dan kompetensi anak didik di sekolah SMA Antartika Sidoarjo, Sekolah berharap kurikulum merdeka akan memberikan perubahan yang sesuai dengan perencanaan.

3. Pemberian keleluasaan siswa dalam memilih mata pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan dari sekolah

Terkait dengan penjurusan, di SMA Antartika Sidoarjo menerapkan dengan menyediakan beberapa paket pilihan. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya (adanya jurusan IPS, MIPA, dan Bahasa), kurikulum merdeka menyediakan paket-paket. Lalu pihak sekolah bekerja sama dengan tim BK untuk menyampaikan atau mendiskusikan pilihan paket-paketnya, setelah itu siswa diminta untuk memilih paket-paket tersebut sesuai dengan minat dan potensinya

4. Pemahaman terkait dokumen (regulasi/panduan) pengembangan kurikulum merdeka

Pihak SMA Antartika Sidoarjo masih belum diimplementasikan secara sepenuhnya 100% dikarenakan Kurikulum Merdeka sendiri baru di launching pada tahun 2022, Sekolah SMA Antartika Sidoarjo baru menerapkan Kurikulum Merdeka pada level kelas 10 saja dan telah dijalankan selama satu tahun, sedangkan untuk kelas 11 dan 12 masih menggunakan kurikulum 13 (kurikulum yang lama). Maka dari itu, pihak sekolah akan terus menggali lebih banyak referensi terkait kurikulum merdeka untuk diimplementasikan secara terstruktur dan sistematis dengan baik kepada siswa-siswinya

5. Pelaksanaan kurikulum di SMA Antartika Sidoarjo

Kurikulum sendiri artinya adalah bagaimana ide, konsep, dan program yang akan dilaksanakan sesuai dengan tatanan kurikulum di sebuah satuan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, kurikulum di SMA Antartika diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan, karakter, dan kompetensi anak didik di sekolah SMA Antartika Sidoarjo, Sekolah berharap kurikulum merdeka akan memberikan perubahan yang sesuai dengan perencanaan.

6. Pemberian keleluasaan siswa dalam memilih mata pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan dari sekolah

Terkait dengan penjurusan, di SMA Antartika Sidoarjo menerapkan dengan menyediakan beberapa paket pilihan. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya (adanya jurusan IPS, MIPA, dan Bahasa), kurikulum merdeka menyediakan paket-paket. Lalu pihak sekolah bekerja sama dengan tim BK untuk menyampaikan atau mendiskusikan pilihan paket-paketnya, setelah itu siswa diminta untuk memilih paket-paket tersebut sesuai dengan minat dan potensinya

7. Panduan sekolah dalam membuat laporan hasil belajar

SMA Antartika mempunyai panduan terkait laporan hasil belajar yang biasanya dari dinas provinsi atau dinas kabupaten (dari dinas provinsi lalu diturunkan ke dinas kabupaten, kemudian disosialisasikan dan diaplikasikan oleh SMA Antartika untuk mencetak laporan hasil belajar tersebut, jadi SMA Antartika tidak bisa semena-mena untuk membuat atau menyusun formatnya sendiri

8. Kolaborasi guru dengan lintas kelas

Misalnya dalam mata pelajaran bahasa Inggris, guru menyesuaikan capaian pembelajaran dari materi tentang procedure text (bagaimana cara membuat kerajinan tangan dalam bahasa Inggris). Hal tersebut dapat dikolaborasikan dengan bapak/ibu dari mata pelajaran lainnya, misalnya seni budaya. Dalam penilaian bahasa Inggris, siswa dinilai ketika menyusun langkah-langkah atau teks yang dibuat untuk membuat suatu karya dengan mempresentasikan bagaimana prosedurnya secara lisan menggunakan bahasa Inggris, kemudian guru seni budaya dapat menilai dari segi kreatifitas dan estetika dari bentuk yang dihasilkan oleh siswa-siswi SMA Antartika Sidoarjo.

9. Perencanaan di suatu kelas memperhatikan topik atau konsep yang sudah dikuasai di kelas sebelumnya

Dikarenakan kompetensi atau kemampuan yang dimiliki siswa itu beragam, misalnya ketika seorang siswa yang menguasai bidang A namun belum tentu dia pandai di bidang B. Jadi, guru-guru di SMA Antartika selalu memperhatikan hal tersebut supaya siswa yang kemampuannya kurang tidak semakin terhambat, dan yang kemampuannya sudah lebih itu juga tidak akan merasa jenuh ataupun bosan dengan pelajaran yang diberikan. SMA Antartika tetap memperhatikan dan memberikan materi sesuai dengan progress kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik

10. Pendidik selalu memperhatikan perkembangan peserta didik ketika merencanakan pembelajaran

Dari CP yang sudah muncul di kurikulum merdeka di breakdown menjadi beberapa materi yang kemudian dipilih oleh SMA Antartika Sidoarjo dengan menyesuaikan materi-materi yang sudah dimunculkan dari CP tersebut, kemudian akan diajarkan ke peserta didik.

11. Perkembangan pembelajaran di SMA Antartika Sidoarjo memperhatikan perkembangan peserta didik dan kesinambungan proses pembelajaran antar kelas.

Dengan memperhatikan secara kontinuitas dan reguler seberapa jauh pemahaman peserta didik akan materi yang disampaikan serta mencari solusi jika ada peserta didik yang belum paham terkait materi tersebut. Seperti halnya menyusun materi supaya peserta didik yang belum paham tidak tertinggal dan peserta didik yang sudah paham bisa mempelajari lebih dalam lagi

12. Proses menurunkan CP TP ATP RANCANGAN PEMBELAJARAN yang ada di SMA Antartika Sidoarjo.

SMA Antartika Sidoarjo memiliki buku paket yang berisi seluruh rancangan pembelajaran baik dari CP TP ATP yang telah disusun secara matang. Dalam ini juga SMA Antartika Sidoarjo memiliki program MGMPS (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah) yang mana dalam musyawarah ini akan membahas dan berdiskusi setiap akan memulai tahun ajaran baru tentang materi yang akan diajarkan dalam 1 Semester ke depan. Setelah itu tenaga pendidik akan menyusun materi dan dalam penyusunan materi tenaga pendidik juga mencari referensi baik melalui buku, artikel, hingga media internet. Jadi meskipun sudah diberikan buku paket namun tenaga pendidik tidak harus book oriented dengan buku paket yang sebelumnya sudah ditetapkan.

13. Pemahaman tenaga pendidik tentang Capaian Pembelajaran (CP)

Dengan memberikan highlight pada buku tentang materi apa saja yang perlu disampaikan dan garis besar dari materi tersebut. Sehingga tenaga pendidik tau pada pertemuan minggu ini harus memberikan materi apa dan minggu ke depan materi apa sehingga meminimalisir penyampaian materi yang ganda. Cara lain yang diberikan adalah breakdown materi yang saat ini terjadi sehingga peserta didik akan mampu untuk memahami dengan cepat.

14. Tanggapan tenaga pendidik dalam merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) di SMA Antartika Sidoarjo.

Dari materi yang telah diberikan bagaimana tanggapan peserta didik terkait materi tersebut, dan tenaga pendidik tidak hanya memberikan nilai dari penugasan melainkan juga dari hasil penguasaan materi. Karena jika melihat dari nilai hasil teks tertulis saja maka bisa saja nilai tersebut tidak 100% murni dari pikiran peserta didik, maka dari itu tenaga pendidik di SMA Antartika Sidoarjo lebih memilih untuk melakukan penugasan berupa praktek dalam proses pembelajaran.

15. Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) oleh tenaga pendidik.

Diawal pembelajaran tenaga pendidik akan memulai dengan apersepsi terlebih dahulu seperti memberikan pertanyaan awalan sehingga memancing inisiatif peserta didik untuk memantik pengetahuan sehingga peserta didik tau aka materi yang tenaga pendidik sampaikan kedepannya.

16. Perancangan RPP pembelajaran dan asesmen pembelajaran di SMA Antartika Sidoarjo.

Tenaga pendidik selalu menyusun dan membuat RPP pada awal tahun pembelajaran akan dimulai. Mulai dari menyusun materi per BAB hingga LKPD (Lembar Keaktifan Peserta Didik) jadi rata-rata tenaga pendidik menyusun RPP selama 1 tahun sekali jadi sekalian menyusun untuk semester ganjil dan juga genap.

 

B. Pelaksanaan

 

SMA Antartika Sidoarjo baru menerapkan kurikulum merdeka pada siswa kelas 10. Pelaksanaan kurikulum merdeka melalui pembelajaran berdiferensiasi di SMA Antartika Sidoarjo dilaksanakan mulai dari menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penyediaan fasilitas yang sangat mendukung siswa/i untuk belajar secara berdiferensiasi. SMA Antartika sendiri memberikan ruang belajar di dalam kelas maupun di luar kelas seperti Taman literasi dan laboratorium. Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi SMA Antartika memberikan penilaian berkelanjutan yang dilakukan oleh wali kelas berupa monitoring yang dilaksanakan pada setiap bulan. Penilaian ini dilakukan untuk memantau perkembangan belajar siswa, serta dipergunakan untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa.

Elemen-elemen pembelajaran berdiferensiasi di SMA Antartika telah disusun dan diusahakan dapat diikuti oleh guru dan seluruh siswa. Pengajar di SMA Antartika sering kali memberikan pretest di awal pembelajaran untuk mengetahui kesiapan atau pengetahuan dasar siswa sebelum memulai satu bab pembelajaran, siswa juga diberikan pertanyaan pematik seperti studi kasus agar siswa mengerti apa tujuan dari pembelajaran yang akan berlangsung. Setelahnya post test akan diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran untuk mengevaluasi dan mengukur bidang apa yang disenangi oleh siswa. Kelas diskusi di SMA Antartika menerapkan sistem heterogen atau memakai kemampuan masing-masing siswa, metode pembelajaran yang diterapkan yaitu Teacher Center. Produk-produk yang diberikan oleh guru kepada siswa yaitu berupa pengerjaan portofolio, mind mapping, pembuatan laporan praktikum dan membuat video pembelajaran pendek yang akan di upload pada sosmed siswa.

 

C. Penilaian

 

Untuk Penilaian yang digunakan SMA Antartika Sidoarjo ada dua macam yaitu, Penilaian Sumatif dan Penilaian Formatif. Rancangan penilaian sumatif dilakukan dengan dua cara. Yang pertama, penilaian sumatif yang diadakan di akhir semester. Yang kedua, penilaian sumatif yang diadakan di akhir tahun pembelajaran. Dalam penilaian sumatif akhir semester dilakukan dua kali yaitu, penilaian sumatif di tengah semester ganjil dan penilaian sumatif di akhir semester ganjil. Dan penilaian sumatif akhir tahun hanya dilakukan satu kali yaitu, penilaian akhir tahun semester genap yang materinya telah di rangkum dari materi yang diberikan pada semester genap.

Untuk Penilaian Formatif dilakukan pada saat proses pembelajaran. Baik di awal maupun di akhir pembelajaran. SMA Antartika Sidoarjo menggunakan model pembelajaran diferensial yang dimana menggunakan macam-macam gaya belajar siswa yang berbeda-beda sehingga untuk penilaian formatif siswa tergantung pada gaya belajar siswa masing-masing. Pada akhir pembelajaran, guru SMA Antartika Sidoarjo ini memberikan review kepada siswa agar siswa dapat lebih paham dan dapat menguasai materi berikutnya.

 

D. Pengawasan

 

Pengawasan kurikulum merdeka di sekolah SMA Antartika dilakukan oleh kepala sekolah yang melakukan observasi terlebih dahulu atau pengawasan dilakukan kemudian akan dilanjutkan kepada pengawas pembina atau dinas pendidikan. Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah dimulai dari awal monitoring terkait dengan persiapan bapak atau ibu guru dengan pengajaran di awal semester yang dilakukan secara terstruktur dan melalui instrumen. Di mana proses monitoring dilakukan kepala sekolah dengan memasuki kelas-kelas secara bergantian dan menyeluruh. Setelah melakukan monitoring oleh kepala sekolah akan dilaporkan kepada dinas pendidikan melalui pengawas pembina. Pengawas pembina akan datang ke sekolah secara periodik. Dan pengawasan dilakukan tidak hanya ke KBM atau proses belajar mengajar saja tetapi, juga pada pelaksanaan C5, pelaksanaan diferensial, dan pelaksanaan PAT/SAS (assessment).

Kemudian setelah dilakukan pengawasan terdapat supervisi atau pembinaan dari pengawas ke guru-guru di sekolah SMA Antartika. Pembinaan dilakukan pada saat misalkan pada pembinaan SAS dapat dilakukan di awal di pertengahan atau di akhir kegiatan SAS tersebut. Dari monitoring dan supervisi berharap dari kerjasama yang telah dilakukan dapat mencapai pembelajaran kurikulum merdeka dengan tepat sasaran atau terlaksana dengan semestinya dengan baik di sekolah SMA Antartika.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Kemendikbud.go.id. (n.d.). kurikulum.

Revisi Ke-, E., Standar, B., Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, D., Teknologi, D., Indonesia, R., & Pengembangan, P. (2022). MERDEKA BELAJAR.

Sri Indarti. (n.d.). Memahami Kerangka Kurikulum.

 


Komentar